Selasa, Juli 16, 2013

Self-Report Penilaian Kompetensi Siswa.

Kolega saya, Anne Khaled, sedang mencoba menyelesaikan tulisannya tentang pengukuran kompetensi siswa dengan menggunakan self-rating dari siswa. Kompetensi yang diukur disini lebih generik semisal kompetensi merencanakan, kompetensi berdiskusi dan bekerjasama, dan lain sebagainya. Kompetensi-kompetensi itu dijabarkan dari National Qualification Framework, yang kalau di Indonesia adalah dari SKKNI.

Cara yang dilakukan kolega saya adalah dengan melibatkan 351 siswa di perguruan tinggi (tertiary education), baik yang akademik maupun vokasi. Siswa diminta untuk menilai 4 kompetensi mereka dengan rentang skor 1 - 10 yang masing-masing kompetensi memiliki indikator yang konkrit. Setelah dilakukan piloting untuk uji keterbacaan, 'kenyambungan', dan

Dari response 351 siswa tersebut diuji lai validitas konstraknya dengan menggunakan principal component analysis. Parallel analysis digunakan untuk melihat indikator mana saja yang bisa harus dihilangkan. The robustness of the components was explored by comparing cluster patterns of indicators across groups.

Kesimpulan yang diajukan oleh kolega saya adalah bahwa temuannya menunjukkan 'promising possibilities for valid and robust competency self-reports and cross-level comparisons'. Competency constructs that are concrete and easy to relate to specific situations seem to be more valid and robust than more abstract ones. Jadi ketika membuat indikator-indikator untuk students' self-report harus dipertimbangkan dengan baik kejelasan/konkrit indikator-indikator yang dipakai.

Mudah-mudahan tulisannya bisa segera dipublish.