Jumat, September 07, 2012

Mempersiapkan pengolah hasil pertanian yang kompeten?

Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan (baca SMK) merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Adapun secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian pada SMK adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar siap bekerja dan kompeten dalam:
  1. Menerapkan prosedur kerja GMP (Good Manufacturing Procedure)
  2. Menerapkan teknik-teknik pemanenan bahan hasil pertanian
  3. Menerapkan perlakuan pendahuluan terhadap hasil bahan hasil pertanian pasca panen
  4. Menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi)
  5. Menerapkan teknik pengendalian kandungan air dalam pengolahan
  6. Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan
  7. Menerapkan teknik pengolahan dengan suhu tinggi
  8. Menerapkan teknik penggunaan suhu rendah
  9. Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/enzymatis dalam pengolahan
  10. Menerapkan teknik pemanasan tidak langsung dalam pengolahan
  11. Menerapkan teknik pengolahan menggunakan media penghantar panas
  12. Mengoperasikan peralatan pengolahan hasil pertanian
  13. Mengoperasikan proses pengolahan hasil pertanian
  14. Mengemas bahan hasil pertanian dan produk olahan
  15. Menyimpan dan menggudangkan bahan hasil pertanian dan produk olahannya
  16. Menerapkan sanitasi di lingkungan perusahaan pengolahan hasil pertanian
  17. Mengelola limbah pengolahan hasil pertanian
  18. Mengelola usaha pengolahan pertanian
Dalam rentang waktu tiga tahun, siswa SMK diajari/dilatih untuk dapat memiliki kompetensi-kompetensi di atas. Bagaimana strategi sekolah untuk menyiapkan/membekali siswa mencapai tujuan tersebut? Dari 42 sekolah yang saya kunjungi, meskipun kesemuanya menggunakan standar kompetensi lulusan yang seragam, namun proses pembelajarannya berbeda-beda. Ada beberapa sekolah yang menggunakan pembelajaran yang variatif, namun ada juga yang monoton. Ada yang menggunakan sarana-prasarana yang lengkap, namun ada pula yang dengan menggunakan peralatan seadanya. Ada yang dibimbing oleh guru-guru yang terampil dan visioner, namun ada juga yang dibimbing oleh guru yang seadanya.