Minggu, Juli 22, 2012

Melihat Uji Kompetensi Siswa: Donat SMK

Salah satu tahapan akhir siswa SMK untuk dinyatakan lulus adalah mengikuti Uji Kompetensi Akhir sesuai kompetensi keahliannya, selain Ujian Nasional. Uji Kompetensi dilaksanakan sebelum ujian nasional, waktu ditentukan oleh sekolah mengikuti jadwal yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa siswa TPHP mengatakan  bahwa uji kompetensi lebih asyik dibandingkan dengan ujian nasional, karena mereka sudah berlatih untuk uji kompetensi, mereka tahu apa yang akan diujikan, penilaiannya seperti apa, dan produk yang mereka buat bisa menjadi kebanggaan atas hasil belajarnya. Pada tahun 2012, untuk kompetensi keahlian TPHP, sekolah dapat memilih materi yang diujikan. Ketika saya berkunjung ke beberapa SMK, pilihan yang mendominasi adalah pembuatan donat, dodol dan sari buah.

Memang mengasyikkan berkunjung ke SMK saat uji kompetensi. Meskipun mungkin sedikit merepotkan guru, tetapi saya bisa dapat melihat proses Uji Kompetensi ini. Dan yang lebih asyik, saya bisa ikut mencicipi hasil karya siswa ini. Saya lebih senang diberi kesempatan untuk membeli hasil karya siswa ini daripada diberi gratisan. Hal ini juga bisa membantu siswa yang bersangkutan karena selain dituntut untuk bisa membuat produk, mereka juga diharapkan dapat memasarkan hasil produksi mereka. Siswa perlu mempertimbangkan segi penampilan produk dan kemasan sesuai kreativitas masing-masing dan ini menjadi penilaian tersendiri. Oh ya, selain dinilai oleh guru yang bersangkutan, siswa juga dinilai oleh praktisi dari dunia usaha. Saya sempat ngobrol dengan praktisi tersebut yang memiliki usaha di bakery. Beliau mengatakan tidak susah untuk menilai siswa mana yang sudah 'jadi' dan mana yang musti 'belajar lebih banyak lagi' meskipun sebenarnya pihak Kementerian sudah menyiapkan format penilaian tersendiri. Beliau juga mengatakan bahwa produk yang dihasilkan (dari SMK tersebut) sebenarnya juga bisa bersaing dengan produk di luar. Bahkan dari segi kualitas bahan dan ingridient lebih bagus dari produk terkenal (disebut sebuah merk).
  • Jadi, jangan ragu untuk membeli hasil produk praktik siswa-siswa SMK. Bahan lebih berkualitas, rasa juga oke. 
  • Kalau kunjungan ke SMK, lebih bagus pas siswa praktikum, bisa ikut icip-icip produk. 
  • Beri masukan jika diminta dan diperlukan. 
  • Buat siswa merasa lebih bangga atas hasil kerjanya dan motivasi mereka untuk terus berkarya.





Sabtu, Juli 21, 2012

Beasiswa Travel Grant untuk Konferensi Internasional

Berawal dari browsing-browsing tentang Pendidikan kejuruan di Indonesia, saya memperoleh informasi tentang konferensi yang akan diselenggarakan oleh UNESCO - UNEVOC di Zurich, Switzerland 2012. Tertarik dengan konferensi tersebut, saya coba explore lebih lanjut website-nya, dan mata saya tertuju pada link travel grant yang disediakan. Setelah membaca persyaratan, saya mencoba mengisi formulir yang disediakan. Isinya berkisar tentang kegiatan yang sedang saya jalani dan relevansinya dengan konferensi tersebut. Saya memperoleh informasi dalam waktu yang cukup singkat, dan sehari sebelum deadline, saya kirim aplikasi saya. Iseng-iseng berhadiah, toh saya tidak mengeluarkan uang sama sekali. Dan seminggu kemudian, saya mendapatkan balasan e-mail bahwa aplikasi saya diterima. Alhamdulillahirobbil' aalaminn. Tidak cuma untuk biaya perjalanan, tapi saya juga digratiskan biaya konferensi dan dinner-nya.

Artinya, saya berkesempatan untuk melihat dunia lain (let's say jalan-jalan) gratis. Kesempatan tersebut bisa juga digunakan untuk update informasi, mengembangkan networking dan bertemu dengan para praktisi pendidikan kejuruan di negara-negara lain. Tentu kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan meskipun waktu lihat-lihat tiket penerbangan, minimum perjalanan dari Jakarta ke Zurich 17 jam. Ditambah lagi saya diminta mempresentasikan aktivitas saya dalam bentuk poster, tentu perlu persiapan dan ekstra pekerjaan. Jadi sekedar berbagi saja:
  • Sering-sering saja mencari informasi dari browsing-browsing dari internet. misal dari www.goingtomeet.com, www.conferencealert.com, dan lain-lain.
  • Kalau ada yang diminati, coba diexplore lebih lanjut. Cari kemungkinan ada travel grant yang ditawarkan. (Dalam kasus saya cuma tersedia buat 4 orang). Sebagai penduduk dari negara berkembang, kita sering memperoleh jatah tersendiri.
  • Jangan ragu untuk mencoba apply, nothing to loose
  • Buatlah aplikasi yang menarik, singkat, padat dan ada take home message-nya
  • Lakukan yang terbaik, serahkan hasilnya pada Yang Kuasa
Lalu apa yang ingin saya presentasikan? Semoga nanti bisa saya share di blog ini.

Rabu, Juli 18, 2012

And my journey started from here ...

As I mentioned before in here, and here, I used Indonesian version of Comprehensive Competence-Based Education (CCBE) Principle for my project. I visited 42 agricultural vocational schools in Java area to investigate teachers and students' view on the implementation of CBE principles in their study programs.  it took a couple of month to collect these data, but the experiences I got were very rewarding. I could see how diverse and complex of agricultural vocational schools in Indonesia, either from its location, management system, human resources, facilities or learning process. However, in this blog I just want to share my personal experiences while doing my project.

While traveling, I enjoyed how beautiful of Indonesia nature is. It was really wonderful. From flower gardens, green of rice fields, terrasering, irrigation system, tea gardens, waterfall, mystical forest, beautiful beach, mountain, natural spring and rivers, and so forth.


  

Selasa, Juli 17, 2012

Bagaimana Prinsip Pendidikan Berbasis Kompetensi disusun?


Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya
Pendidikan berbasis kompetensi (PBK) bukanlah konsep yang baru di dunia pendidikan internasional maupun di Indonesia. Namun demikian, beberapa tahun belakangan konsep tersebut tengah mendominasi trend pengembangan pendidikan kejuruan di berbagai negara. Hal ini mengingat bahwa dengan PBK diharapkan dapat mengurangi permasalahan pada penyiapan transisi siswa dari dunia sekolah ke dalam dunia kerja (Biemans dkk., 2004; Wesselink dkk, 2007; Biemans dkk, 2009) sehingga lulusan menjadi lebih siap kerja. Konsep pendidikan berbasis kompetensi terus dijadikan dasar dalam pengembangan pendidikan kejuruan. Meskipun konsep tersebut semakin populer digunakan kembali dalam pendidikan kejuruan, masih banyak diperdebatkan menyangkut ambiguitas definisi tentang seperti apakah pendidikan berbasis kompetensi. Karenanya,  Wesselink dkk. (2007) mengembangkan sebuah kerangka kerja (framework) untuk mendefinisikan secara eksplisit yang dimaksud dengan pendidikan berbasis kompetensi. Framework Wesselink dkk tersebut dikembangkan dalam konteks pendidikan di Belanda, yang terdiri atas delapan prinsip mengenai elemen-elemen pokok yang menggambarkan karakteristik PBK.
Dengan menggunakan Delphi study, Wesselink dkk mengupayakan kesepakatan dari para ahli pendidikan Belanda tentang prinsip-prinsip pendidikan berbasis kompetensi. Para pakar dipilih berdasarkan hasil publikasi ilmiah dan pengalaman sebagai praktisi dalam pendidikan berbasis kompetensi. Kesepakatan para pakar diperoleh melalui kajian Delphy study selama beberapa tahapan meliputi focus group discussion dilanjutkan dengan kuesioner yang dilakukan dalam dua kali putaran. Wesselink dkk memandang perlunya pencapaian kesepakatan tersebut karena digunakan sebagai dasar penyusunan model instrumen untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan berbasis kompetensi pada konteks pendidikan kejuruan di Belanda. Evaluasi tentang praktek PBK memerlukan adanya alat ukur yang valid dan reliabel agar bisa digunakan sebagai instrument untuk mengukur sejauhmana pendidikan berbasis kompetensi diterapkan di sekolah. Mereka mengklaim bahwa model evaluasi PBK yang ditawarkan merupakan model yang komprehensif karena meliputi ‘apa’ (kurikulum) dan juga ‘bagaimana’ (instruksi). Pada perkembangannya, framework ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa diantaranya Bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Portugis, China, Dari dan Bahasa Indonesia (Nederstigt & Mulder, 2011). Instrumen ini juga telah  digunakan oleh peneliti untuk mengkaji pengembangan pendidikan tinggi maupun pendidikan kejuruan.
Prinsip-prinsip PBK yang dikembangkan oleh Wesselink dkk merupakan kesepakatan dari para pakar pendidikan. Selanjutnya Sturring dkk (2011) memvalidasi prinsip-prinsip tersebut dengan mempertimbangkan masukan dari para guru sebagai pengelola PBK di sekolah. Dari hasil kajian Sturring dkk, diperoleh masukan dari semula 8 prinsip (Wesselink dkk) menjadi 10 prinsip PBK. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: (1) Program studi didasarkan pada tugas-tugas bidang kejuruan, proses kerja dan kompetensi yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut; (2) Kompetensi kejuruan menjadi titik berat pada program studi; (3) Aktivitas pembelajaran dilakukan ditempat yang berbeda-beda dan dalam situasi kejuruan yang berarti; (4) Ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap diintegrasikan dalam pembelajaran dan penilaian; (5) Siswa dinilai secara berkesinambungan dengan tujuan yang bermacam-macam; (6) Siswa dirangsang agar dapat merefleksikan pembelajaran mereka sendiri; (7) Program studi disusun sedemikian rupa sehingga kemampuan mengelola kemandirian pembelajaran siswa semakin meningkat; (8) Program studi bersifat fleksibel; (9) Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran siswa; dan (10) Studi program mengikutsertakan penguasaan kompetensi tentang bagaimana belajar yang baik, karir dan kewarganegaraan. 
Dari 10 prinsip di atas, Sturring dkk (2011) membagi tingkat pelaksanaan pendidikan berbasis kompetensi ke dalam lima tingkatan, yakni (1) belum berbasis kompetensi, (2) mulai berbasis kompetensi, (3) sebagian telah berbasis kompetensi, (4) hampir berbasis kompetensi dan (5) secara keseluruhan berbasis kompetensi. Pembagian tersebut didasarkan pada indikator-indikator yang disusun berdasarkan 10 prinsip pendidikan berbasis kompetensi seperti terdapat dalam lampiran. Sturring dkk menyatakan bahwa model yang mereka tawarkan sudah teruji valid dan reliabel. Instrumen yang mereka kembangkan dapat membantu guru menilai sejauhmana praktek PBK telah dilaksanakan, melihat aspek mana yang harus segera diperbaiki dan bagaimana guru dapat merealisasikan sampai tingkatan prinsip PBK  secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar.

Senin, Juli 09, 2012

Prinsip Pendidikan Berbasis Kompetensi

Prinsip ini dikembangkan oleh Wesselink dkk (2007) dan disempurnakan oleh Sturring dkk (2011). Framework yang digunakan ada di sini. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
  1. Program studi disusun berdasar atas tugas-tugas terkait bidang kejuruan, proses kerja dan kompetensi profesi bidang tersebut.
  2. Kompetensi kejuruan menjadi titik berat pada program studi.
  3. Proses pembelajaran dilakukan secara bervariasi di tempat yang berbeda-beda dan bermakna
  4. Ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam diintegrasikan dalam proses pembelajaran dan penilaian.
  5. Siswa dinilai secara berkesinambungan dengan tujuan yang bermacam-macam.
  6. Siswa dirangsang agar dapat merefleksikan pembelajaran mereka sendiri
  7. Siswa diarahkan agar dapat  mengelola pembelajaran secara mandiri
  8. Program studi bersifat fleksibel.
  9. Siswa diberikan bimbingan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.
  10. Pembelajaran memberikan kesempatan siswa dalam pengembangan kompetensi menyangkut hakikat belajar, karir ke depan dan kewarganegaraan.
Darimana prinsip-prinsip tersebut diperoleh? Nanti akan saya coba tuliskan di blog ini dan juga melihat bagaimana prinsip-prinsip tersebut ada dalam framework sistem pendidikan di Indonesia. 

Update ada di sini.

Sabtu, Juli 07, 2012

Etika di Toilet Pria (Urinal Male Restroom Ettiquete)

Etika berperan penting dalam pendidikan karakter. Kalau dalam agama Islam diatur adab ketika akan buang hajat misalnya doa masuk WC, pakai kaki kiri dulu, cara-cara beristinjak, dlsbnya, ternyata ada juga etika yang perlu diperhatikan ketika sedang di toilet umum bagi pria. Penting diperhatikan bagi pria yang sering berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki budaya berbeda, sering sering traveling plus susah nahan kencing. Etika ini diperkenalkan untuk mengantisipasi ketidaknyamanan ketika sedang ada di toilet, khususnya toilet yang menyediakan sistem urinoirberdiri bagi pria seperti dalam video berikut. Kalau saya sih lebih nyaman dalam bilik, kecuali sudah sangat kebelet. Intinya yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Jaga privasi orang lain, meskipun di toilet.
  2. Jaga pandangan, hindari tatap muka wajah secara langsung.
  3. Kalo di toilet sudah ada orang lain yang sedang kencing, cari urinoir dengan jarak paling jauh dari orang tersebut.
  4. Boleh membersihkan/bener-bener memastikan alat vital kering dengan cara mengibas-ngibaskannya secara wajar. Tapi jangan sampai nyiprat kemana-mana. Kita juga risih kan kalo di tempat tersebut kotor ada bekas sisa orang lain.
  5. Jaga kebersihan urinoir dan lingkungan toilet. Jangan bikin becek di lantai.
  6. Hindari sambil bercakap-cakap meskipun dengan teman, apalagi ngobrol lama. Demikian juga kurangi suara-suara yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Misal buang angin yang terlalu kenceng, kecuali memang gak bisa dihindarkan.
  7. Cuci tangan di tempat yang disediakan.
Lebih lengkapnya bisa dilihat di video berikut:

Bagaimana sih cara mengukur perkembangan kompetensi siswa?

Self-directed Learning
Saat ini saya sedang mencoba mendesain penelitian tentang perkembangan kompetensi siswa SMK dalam satu tahun berjalan. Desain awal saya adalah melakukan pengukuran kompetensi siswa yang dilakukan dua kali pada saat awal tahun dan saat akhir tahun pelajaran. Instrumen pengukuran dengan menggunakan self-rated competence assessment. Nah, instrumen tersebut sampai saat ini belum saya kembangkan, masih mencari-cari bentuk seperti apa sih pengukuran kompetensi siswa. (Kalau untuk mengukur IQ kan ada instrumen tes IQ, instrumen menilai kepribadian juga sudah ada).

Kajian-kajian yang ada dalam pendidikan berbasis kompetensi  lebih banyak menjelaskan tentang prinsip-prinsip penilaian yang bisa digunakan, model-model penilaian kompetensi dengan masing-masing keunggulannya, dan penjelasan-penjelasan terkait dengan penilaian otentik. Kebanyakan penilaian dilakukan oleh guru. Dalam desain penelitian ini, saya lebih mempertimbangkan menggunakan self-rated dari hasil penilaian kompetensi masing-masing siswa tersebut yang nantinya bisa dibandingkan antar masing-masing individu. Hal ini juga meminimalisir/tidak menambah repot gurunya. Tentu ini akan meminimalisir potensi bias dibandingkan dengan jika penilaian dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Apalagi jika kelas yang digunakan cukup banyak, guru yang terlibat juga akan banyak.  Ini akan berkibat susah mengontrol tingkat kepercayaan hasil penilaian tersebut dan susah dibandingkan. Namun demikian, sampai saat ini saya masih belum yakin instrumen-nya bakal seperti apa, bagaimana menguji keabsyahan dan keakuratan instrumen.

Yang akan saya ukur adalah kompetensi, bukan pengetahuan (knowledge) atau keahlian (skill). Dalam penilaian kompetensi banyak yang musti dipertimbangkan. Sekedar sebagai bahan pertimbangan saja, Standar Penilaian Pendidikan (Permendiknas No. 20/2007) menyebutkan penilaian harus sahih, objektif, adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, terbuka, sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel (see Standar Penilaian). Wuih, banyak banget kan yang harus dipertimbangkan dalam menyusun instrumen penilaian, mulai dari apa yang mau diukur, bagaimana menyusun alat ukur, bagaimana menguji alat ukur tersebut, bagaimana menggunakannnya, bagaimana mengolah hasil pengukuran. Jadi kalau ada yang berkenan membantu dan bisa bekerjasama dalam penelitian ini, saya sangat welcome. Karena target saya bisa publish di jurnal ilmiah internasional, akan amat senang jika ada ahli-ahli pengukuran pendidikan yang bisa membantu dan berkenan namanya tercantum dalam co-authorship.

Jumat, Juli 06, 2012

Lagu galau di tanah rantau


Ingin Pulang, lagu lama dari Sheila on 7. Meskipun lagu dirilis sudah agak lama, tapi masih memberikan kesan mendalam, terlebih di saat jauh dari keluarga tercinta. Sayangnya belum menemukan official video clipnya yang dari Sheila on 7, jadi yang dipajang di sini versi lypsinc. Saya tahu lagu ini pertama kali karena seorang rekan menjadikan backsound dalam klip kumpulan foto teman yang mau balik ke Indonesia. Lagu yang bikin galau, di tanah rantau.




saat-saat seperti ini /pintu tlah terkunci/lampu tlah mati/ku ingin pulang/tuk segera berjumpa/denganmu

waktu-waktu seperti ini/di dalam selimut/harapkan mimpi/bayangan pulang/tuk segera berjumpa/denganmu

ku ingin kau tahu/ku bergetar merindukanmu/hingga pagi menjelang/aaaaaah
sesaat mata terpejam/tirai imaji terbuka/semakin ku terlelap/semakin jelas hangat senyuman
tak ingin terjaga/sampai aku pulang 

sesaat mata terpejam/bintang-bintang menari indah/iringi langkahku/ 
rangkai mimpi yang semakin dalam
tak ingin terjaga/sampai aku pulang


Seberapa competence - based - kah program studimu?

Setelah Wesselink et al (2010) mempublikasikan instrumen penilaian mandiri sekolah (school self assessment) tentang implementasi pembelajaran berbasis kompetensi pada sebuah program studi, Sturring et al (2011) memvalidasi kembali dengan mempertimbangkan masukan dari guru-guru yang telah menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi. Berikut ini instrumen yang dapat digunakan oleh sekolah dalam menilai seberapa pencapaian prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi telah diimplementasikan dalam program studiny. Instrumen yang dihasilkan Wesselink et al (2007) sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa diantaranya Bahasa Belanda, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Sumber:

Sturing, L., Biemans, H.J.A., Mulder, M. & De Bruijn, E. (2011). The Nature of Study Programmes in Vocational Education: Evaluation of the Model for Comprehensive Competence-Based Vocational Education in the Netherlands. Vocations and Learning, 4(3), pp. 191-210.

Frameworknya dapat dilihat disini

Kreasi dan Resep Peyek Renyah



Peyek renyah, gurih, dan nagih
Ini peyek, kata teman saya dari Bandung namanya Rempeyek Jawa, asli hasil kreasi sendiri waktu iseng. Kalau jenuh jaman kuliah di negeri orang dulu, nambah keterampilan masak. Kalo beli di luar boros euy. Ini hasil coba-coba bikin peyek pertama kali. Awalnya nyari bantuan Om Google lewat blogwalking sana-sini nyari resep peyek yang mudah dan gak pakai bahan aneh-aneh. Berbekal pede, hasilnya lumayan. Peyek ini saya sajikan ke teman-teman waktu pas ketempatan kumpul-kumpul pengajian di Kraneweg, Groningen. Jadi bikinnya ya lumayan banyak. Cape' tapi puas.


Ide awal bikin peyek adalah karena mendapatkan warisan ikan asin dari teman Korea yang balik kampung, plus saat itu lagi masa-masa kronis kangen sama kampoang nan jauh di mato. Bikin peyeknya sehari sebelum hari kumpulan pengajian. Setelah selesai, musti ke kampus ada janjian belajar kelompok. Waktu pulang dari kampus sedikit kecewa melihat hasil peyeknya mlempem. Dari segi rasa sudah oke banget, tapi kok mlempem. Terus coba-coba di panasin lagi, digoreng sebentar, hasilnya luar biasa. Garing, gurih dan renyah. Juga gak terlalu berminyak. Dan renyahnya bisa bertahan lama, gak mlempem lagi. Habis pengajian ludes deh semua peyek-peyek itu, baik yang peyek kacang maupun peyek teri.

Resepnya sebagai berikut:
Bahan (saya cuman ngira-ngira aja ukurannya, jadi susah direplikasi)
tepung beras
tepung kanji
santan
telur ayam
lembar daun jeruk, diiris tipis
ikan teri kering dan kacang tanah (dipotong-potong biar jadi banyak. Biar hemat, saya beli kacang buat makanan burung di C-1000, hehehe)
Minyak untuk menggoreng
Bumbu halus:
bawang putih
butir kemiri
ketumbar
kunyit, kencur
garam

CARA MEMBUAT :
  1. Campur tepung beras dan tepung kanji.
  2. Masukkan bumbu halus, telur, dan santan sampai adonan cukup encer.
  3. Tambahkan daun jeruk, aduk rata.
  4. Panaskan minyak goreng.
  5. Ambil satu sendok sayur adonan. Tambahkan ikan kering, atau kacang tanah.
  6. Tuang ke wajan yang panas sambil disiram-siram minyak hingga lepas dari wajan.
  7. Goreng sampai renyah, jangan lupa dibalik.
  8. Peyek ini bukan yang model tipis-tipis teman makan pecel. Peyek lebih tebel dan bisa bulat-bulat sempurna, tapi musti dua kali penggorengan.
Sumber : lupa, pokoknya hasil googling, bukan ide sendiri.

Kesempatan Beasiswa S3 di Belanda (Opportunity for PhD grants in the Netherlands)

Beasiswa dari Wageningen University and Research Center.

If you are an excellent MA or MSc graduate and interested in doing a PhD project in the chair group of Education and Competence Studies (www.ecs.wur.nl), go visit:

Kesempatan bagi yang berminat untuk melanjutkan studi S3/PhD/Program Doktor di Wageningen University and Research Center, Belanda. Setahu saya, satu profesor hanya berhak mengusulkan satu kandidat penerima beasiswa. Setiap tahun dibuka dua kali, deadline bulan Februari dan bulan September. Penerima beasiswa biasanya dari negara berkembang termasuk Indonesia. Pihak WUR akan menanggung Tuition Fee, Asuransi Kesehatan, Visa, biaya tiket maksimal 3 kali pp, biaya hidup selama di Belanda untuk 18 bulan (6 bulan di awal dan 12 bulan selanjut bisa diatur kemudian). Allowance yang diberikan sama besarnya dengan beasiswa NFP, kalo untuk sendiri masih cukup lah. Kalo membawa keluarga agak ngepres. Keterangan tentang besaran ini dan juga prosedur, syarat yang harus dilampirkan ada di formulir beasiswa. (Sayang linknya belum bisa ditampilkan).

Penelitian lebih banyak dilakukan di negara asal, biaya penelitian tidak dicover oleh WUR, jadi kalo bisa biaya penelitian diusahakan dari instansi kandidat yang bersangkutan. Pastikan punya pembimbing di negara asal karena kandidat akan lebih banyak melakukan penelitian di negara asal. Lebih baik kalau proposal yang dibuat menggunakan referensi dari artikel-artikel di jurusan/chairgroup tersebut.
Adapun tema yang bisa diajukan:
  • Varieties of competence development and small business performance
  • Monitoring entrepreneurship learning of students in higher education
  • Employment effects of competence-based vocational education
Artikel yang bisa dirujuk dapat dilihat di:

Meskipun deadline tanggal 7 September, lebih cepat mengirim proposal akan lebih baik karena jika proposal cukup sesuai dengan tema yang ditawarkan, akan diminta mengisi formulir yang sudah ditentukan. Dan ini perlu waktu karena berhubungan juga dengan batasan jumlah kata, alur proposal, tanda tangan, dan lain sebagainya. Saat ini sepertinya link ke formulir belum ditampilkan.

You are invited to propose projects for a WU sandwich PhD scholarship. The deadline for applications is September 7th, 2012.  Send proposals to martin.mulder@wur.nl

Uji kompetensi guru di Belanda (Teacher competence assessment in the Netherlands)

suasana kelas dasar
Berikut ini balasan email dari Dr. Olaf McDanield menjawab pertanyaan saya mengenai uji kompetensi guru di Belanda yang hasilnya telah dipresentasikan oleh yang bersangkutan pada saat Onderwijs Research Dagen (ORD) 2012. ORD adalah acara konferensi hasil-hasil penelitian tentang pendidikan yang dilakukan oleh peneliti-peneliti bidang pendidikan seantero Belanda. Tentunya banyak tokoh-tokoh pendidikan berkelas dunia yang namanya sering muncul di jurnal pendidikan berkelas internasional di situ.



Dear Zainzoan,

Thank you for your response on my lecture at the ORD. In answer to your questions. We have some English material, but no English publications on the results yet. We do have (an almost complete) questionnaire in English.
  1. My company has designed the instrument (instrumen/naskah soal uji kompetensi guru disusun oleh institusi tersebut)
  2. Questions are related to Dutch legislation regarding required competences for teachers
  3. It is action directed research, not all validation and reliability tests were applied in advance. After the large number of teachers that have gone through the self assessment, we have done a number of reliability analyses. But: once again it is not directed towards fundamental research but is directed to help schools and teachers in the development of their teaching skills. (Ini menjawab pertanyaan saya tentang maksud dan tujuan uji kompetensi guru di Belanda buat apa? Awalnya saya kira research-project)
  4. The assessment is conducted on line. We prepare a special web site for the client and teachers / managers log in. (ujian dilakukan melalui sistem online, ada tujuh kompetensi guru yang diujikan).
  5. The respondents are all the teachers / managers of the schools that take part. Schools pay to participate (per participating teacher / manager) and we assist them in the interpretation of the results and the action that you be taken. It is thus NOT a random selection of schools / teachers.
  6. Teacher participate willingly, no incentives needed. Schools (and the teacher teams) use the results for internal HRM activities. (Digunakan untuk pengembangan profesionalisme masing-masing guru, karena guru-guru menjadi tahu kekurangan dan kelebihannya sendiri, demikian juga sekolah tahu kekuatan dan kekurangan SDM-nya, yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan SDM sekolah)
  7. Yes, there is sometimes some resistance, but mostly in the area of the lack of willingness to share the results with the management. (Guru-guru menolak gak dengan adanya uji kompetensi ini? Penolakan tetap ada. Umumnya gak mau hasilnya diketahui oleh pihak manajemen sekolah. Takut dikeluarkan kali kalo hasilnya kurang bagus).
  8. No serious obstacles noticed. Schools pay for participation; the school management will ensure that teachers / managers will participate (and get their moneys worth). (Biaya ujian ditanggung sekolah).
  9. It is action research. It should help teachers to understand their level of competence and start the discussion what to do with the deficiencies. (Ini yang penting, uji kompetensi harus bener-bener bermanfaat dan dirasakan pagi pengembangan guru yang bersangkutan).
I would be most willing to see if we can help your government with the tool that we created, and if required adjust it to the local issues and circumstances. Let me know if we can be of assistance.
(Kalau ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, dipersilakan ke yang bersangkutan langsung. Ada link video presentasinya, tapi in Dutch. Kayaknya bagus juga kalo ada panitia konferensi Internasional dari Indonesia bisa ngundang yang bersangkutan atau delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengurusi Uji Kompetensi Guru belajar ke institusinya Meneer Olaf ini. Sebenarnya tuh orang adalah penyaji pengganti, karena profesor yang harusnya dijadwalkan mengalami gegar otak karena kecelakaan beberapa hari sebelum ORD diselenggarakan).

Video presentasinya ada di sini.

Olaf